Blog is Power

Saturday, March 9, 2013

Emoh Jadi Wartawan


Menjadi wartawan media massa sangat menyenangkan. Begitu ungkapan seorang teman yang saya dengar beberapa hari lalu. Saya kebetulan punya beberapa teman wartawan dan hampir tiap hari bertemu. Mereka bekerja pada media massa lokal dan adapula yang nasional baik media cetak atau online. Tak ketinggalan juga ada yang bekerja pada radio dan televisi.

Terus terang, saya penasaran yang menyenangkan dari pekerjaan semacam itu apa kira-kira ya? Apa karena mereka mendapat bayaran tinggi? Apa karena hobi menulis mereka yang tersalurkan atau ada faktor lain? Atau, jangan-jangan karena tidak ada pekerjaan lain selain menjadi wartawan? Hehe 

Tapi kalau sekedar urusan penyaluran hobi menulis, saya pikir tidak ada keharusan bagi siapa saja untuk menjadi wartawan. Mereka –seperti saya juga- bisa menulis dimanapun. Entah itu di blog atau website pribadi. Namanya sekedar penyaluran hobi tentu saja tak ada ikatan atau keharusan mengikuti ketentuan seorang redaktur. Oleh karena itu penyaluran hobi menulis saya pikir bukan motivasi utama mereka menjadi  wartawan.

Sekarang bagaimana dengan urusan bayaran atau gaji? Menurut pengakuan lugu dari seorang teman wartawan urusan gaji bisa dibilang besarannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Jika mereka bekerja pada media yang baru berdiri maka bayarannya tidak terlalu tinggi bahkan untuk media lokal rata-rata memberikan bayaran yang pas-pasan. Sering saya dengar mereka mendapat bayaran rendah dan hanya cukup untuk rokok dan bensin saja.
  
Tetapi keadaan tersebut menurut mereka tidak dapat dihindari lagi. Mereka tak punya banyak pilihan karena umumnya mereka sepakat dengan asumsi umum masyarakat bahwa mencari pekerjaan dijaman sekarang sulitnya bukan main. Daripada menganggur mending menjadi wartawan saja. Persyaratan untuk menjadi wartawan menurut mereka tidaklah terlalu “njlimet”. Tidak perlu seleksi ketat yang penting berkemauan keras dan giat menjadi berita. Apalagi tulisan mereka nantinya masih dikoreksi seorang editor.
   
Tiba-tiba ketertarikan saya atas ungkapan teman tadi menjadi buyar begitu saja. Menjadi wartawan ternyata tidak menjanjikan. Tetapi bagaimana dengan wartawan luar negeri seperti di Amerika, Inggris, dan Perancis? Apa wartawan disana juga senasib dan sepenanggungan dengan wartawan lokal? Perlu penelitian lebih lanjut sepertinya hehe. 
Di negara maju nasib wartawan mungkin lebih baik daripada wartawan lokal. Asumsi saya ini tentunya berdasar pada hukum ekonomi. Semakin maju perekonomian suatu negara maka pendapatan para pekerja, karyawan, buruh, wartawan dan profesi lainnya pasti juga akan makin tinggi.

Hanya saja yang tidak dapat diragukan disini adalah peran wartawan sebagai penyampai berita. Wartawan bekerja dengan fakta dan data-data lapangan. Anda tahu, akhir-akhir ini banyak sekali berita dan kabar yang menggemparkan. Kabar dan berita yang berkategori berat karena menyangkut kejahatan politik seperti kasus korupsi dan gratifikasi yang melibatkan elite-elite politik.

Menurut pengakuan mereka, tema berita yang fokus pada kasus-kasus korupsi sangat menarik dan menantang bagi mereka. Apalagi masyarakat kita menaruh perhatian besar pada berita-berita korupsi. Oleh karena itu, wartawan tidak boleh tidak harus menyajikan ulasan-ulasan akurat, mendalam, dan detail. Peran wartawan dalam mengungkap kasus-kasus korupsi ini sangat menentukan.

Tulisan mereka yang berhasil membongkar terjadinya penyimpangan anggaran akan memicu kesadaran masyarakat. Masyarakat akan menuntut pertanggungjawaban para elie politik yang terlibat. Setiap rupiah dari pemakaian APBD harus dipertanggungjawabkan. Penyimpangan sekecil apapun tidak layak ditutup-tutupi. Masyarakat berhak meminta dan mendapat penjelasan kemana atau bagaimana dana itu dipakai.

Dalam sudut pandang seperti itu profesi wartawan tentu sangat penting dan menentukan. Tidak layak mereka mendapat bayaran ala kadarnya. Kesejahteraan mereka patut diperhatikan oleh perusahaan. Sayang, jika wartawan yang berdedikasi dan memegang idealisme tinggi kemudian mendapati kenyataan hidup yang jauh dari layak dan mengenaskan.

No comments: