Blog is Power

Thursday, March 14, 2013

Nyali




Anda tahu, setiap orang kini dituntut selalu sibuk, - atau setidak-tidaknya bisa menyibukkan diri- dan itu akan membawa anda masuk dalam ruang yang tersekat oleh keriuhan. Seolah keniscayaan setiap ruang itu kita dapati selalu penuh dengan kerumun dan lalu-lalang. Anda tak akan bisa selamanya  menghindar dari hiruk-pikuk. Kita seperti ditakdirkan menjadi sarwa yang akan senantiasa berkelindan dalam kegaduhan. 

Bagaimana anda sanggup membiasakan diri agar nyaman dalam keramaian?

Beberapa tahun silam, saya menganggap ini bukan persoalan mudah. Karena saat itu saya merasa tidak memiliki sekeranjang nyali untuk masuk dalam keriuhan. Saat ini, saya perlahan menyadari jika pikiran,  khayal, dan indera tanpa dilapisi nyali akan ringkih dan tak akan berarti sama sekali. Ia akan rentan terjebak dalam kondisi tertekan dan itu tak baik untuk ketiganya. 

Konon,  setiap orang mustahil sanggup berdiri dengan kediriannya saja. Manusia, anda tahu, telah terlanjur ditahbiskan sebagai  makhluk sosial. Setiap orang butuh bergaul dengan siapa saja. Dan itu bisa menjadi sumber pengalaman dan pengetahuan yang akan memperluas cakrawala berfikir kita juga pada akhirnya. Memilih keluar rumah secara pasti akan mengantar kita pada pengalaman nyata bagaimana kehidupan sosial ini berlangsung.

Disini memang diperlukan sedikit trik untuk menyiasati hal-hal yang dirasa tidak menguntungkan menjadi keadaan yang mendukung tujuan anda. Kondisi ini memang dipersyaratkan ada dan dimiliki oleh setiap orang. Jika anda tak pandai menyiasati keadaan maka akan fatal akibatnya. Keriuhan akan menjadi mesin pembunuh yang paling mengerikan. 

Mari kita perhatikan, bukankah setiap orang selalu bereksistensi dalam keramaian? Saat ini, misalnya anda memutuskan untuk berselancar dalam media sosial dan memilih untuk leyeh-leyeh disana seharian. Anda akan segera mendapati keadaan dan suasana yang sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pasar, terminal, atau bandara. Gaduh dan bising. Anda tahu, orang-orang dimanapun saling berjejal. 

Dalam keseharian juga sama. Setiap sekat, ruang, dan lorong-lorong itu tak satupun yang terbebas dari kegaduhan.  Anda yang kini tengah bergairah dalam dunia kepenulisan maka anda akan segera mendapati banyak sekali orang yang sejenis, artinya orang yang juga memiliki “passion” untuk menulis dengan jumlah tak terbilang. Mereka saling bersaing memuntahkan apa saja. Entah itu pemikiran, khayalan, gerutuan, lelucon, kejengkelan, keprihatinan, perasaan hati, dan masih banyak tema-tema lain yang dapat disusun berderet-deret kebelakang.
 
Jadi, kita mendapati keseharian ini telah dalam keadaan sesak dan gaduh. Satu dengan yang lain ada dalam hubungan-hubungan tertentu dengan motif yang tentu pula. Jika anda gagal memompa nyali maka akibatnya akan buruk. Anda akan terjungkal dari kerumunan. Sekarang, anda akan segera menyadari betapa penting memiliki nyali setinggi gunung. Dengannya kita tak akan tenggelam dalam keramaian.

No comments: